MEDIA BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Untuk mengetahui media untuk pembelajaran lebih lanjut, silahkan  download disini.

Semoga bermanfaat :)

SUS GEDEBAGE


LAPORAN PERJALANAN KE SUS GEDEBAGE





Hari/Tanggal : Rabu, 24 April 2013
Waktu : 09.00 WIB
Lokasi : SUS Gedebage
Tujuan : Untuk mengetahui pembangunan bangunan bentang lebar (SUS Gedebage)
SUS Gedebage yang telah ditetapkan namanya menjadi Gelora Bandung Lautan Api adalah Stadion Utama Sepakbola yang terdapat di Kecamatan Gedebage, Bandung.  Pembangunan SUS Gedebage ini juga melakukan kerjasama dengan konsultan Jerman. Pembangunan di SUS Gedebage ini dilakukan dengan beberapa tahap.

Biaya yang telah dikeluarkan untk SUS Gedebage ini 495 miliar (termasuk PPN). Dan akan ada pembangunan lagi di tahap berikutnya, jadi jika ditotalkan keseluruhannya adalah Rp535.540.430.000,00
Bentuk atap pada SUS Gedebage ini terjadi perubahan desain karena kekurangan dana.

Kondisi tanah di lokasi SUS Gedebage ini yaitu tanah sawah dan merupakan elevasi terendah di Bandung (daerah banjir). Lapisan tanah keras terdapat di kedalaman 39 m di bawah permukaan tanah dan lapisan tanah keras sekali terdapat di kedalaman 60 m di bawah permukaan tanah. Pematangan tanah dilakukan dengan menggunakan preloading dengan sistem PVD dan PHD yang bertujuan untuk menurunkan tanah dengan urugan 5 m. Jika tidak menggunakan sistem ini, harus menunggu 15-20 tahun untuk penurunan tanah.

Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang, yang mana terdapat di 3198 titik. Tiang pancang yang digunakan berdiameter 50 cm, dengan panjang tiang pancang 35 – 38 m dari permukaan tanah. 
Kolom – kolom di SUS Gedebage ini dibuat miring, dengan kemiringan 70 - 72˚ dengan metode climbing. Ini dibuat dengan ketelitian yang sangat tinggi. Ukuran kolom di SUS Gedebage ini tidak sama di setiap sisinya (variant). 

Balok yang terdapat di gerbang dengan bentang 14 m dan tidak terdapat penyangga, sehingga dibuat dengan menggunakan baja.
Space screen terpanjang adalah 36 m dan terpendek adalah 20 – 25 m.
Pekerjaan athletic track memerlukan waktu yang lama dengan ketelitian yang sangat tinggi. Pekerjaan athletic track ini, juga bekerja sama dengan orang Taiwan. Sebelum dilapisi dengan karet, terlebih dahulu menggunakan aspal dengan ukuran aspal keseluruhannya ±7.000 m² dalam waktu 3 minggu. Sedangkan untuk garis lintasan athletic track menggunakan jasa orang Jerman yang ahli di bidang ini.

Di ruang VIP terdapat kaca anti peluru. Kursi penonton adalah kursi lipat yang dapat menahan beban sampai 200 kg. Lampu yang digunakan adalah lampu Philips 2000 watt dengan 80 lampu di bagian barat dan 80 lampu di bagian timur, serta akan ada penambahan lampu sebanyak 64 buah lagi.



CONTOH PORTOFOLIO



RUMAH TINGGAL





HOTEL



 PELANUHAN


  

PERBAIKAN FASILITAS PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI BANTARAN SUNGAI CIDURIAN

Pertumbuhan penduduk khususnya di perkotaan merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia yang menyebabkan tingginya konsentrasi penduduk di kota-kota besar. 
Berdasarkan penelitian BKKBN pada tahun 2000, persebaran kawasan kumuh di Kota Bandung telah menyebar hampir diseluruh kelurahan, sebaran lokasi kawasan kumuh di Kota Bandung pada tahun 2000 menunjukkan bahwa hampir disetiap kelurahan terdapat kawasan permukiman kumuh, baik yang berstatus kampung kota maupun permukiman liar. Menurut data kawasan kumuh di Kota Bandung yang telah dikeluarkan oleh Puslitbang 
Sungai Cidurian yang termasuk dalam kecamatan Cileunyi ini, tidak banyak orang yang menyadari bahwa ruas sungai kecil tersebut adalah sebuah sungai. Hal itu dapat dimaklumi, karena ruas kecil bernama Sungai Cidurian itu, badan airnya penuh oleh sampah. Sehingga sepintas lalu, lebih mirip saluran pembuangan daripada sungai. 








Bagaimanakah solusi untuk memecahkan permasalahan ini? Untuk mengetahui lebih lanjut silahkan download disini.
Semoga bermanfaat :)

ROYAN MARKET HALL

Market hall di Royan Prancis adalah salah satu contoh bangunan yang memakai struktur shell. Bentuk bangunannya sendiri mengaplikasikan struktur shell menjadi sebuah bentuk bangunan yang unik, dengan bentang yang besar api tidak ada kesan kaku dari model bangunan tersebut. 
Untuk itu Market Hall di Royan Prancis ini menarik untuk dianalisis.




Bagaimana royan market hall dapat berdiri tanpa ada kolom-kolom ditengah-tengahnya? untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan download disini.
Semoga bermanfaat :)

GREEN SCHOOL


Indonesia yang masuk dalam jajaran Negara paling berpolusi no 3 sedunia, setidaknya boleh berbangga hati. Di tengah – tengah mirisnya pendidikan di negeri ini, sebuah inovasi baru di bidang pendidikan Indonesia hadir di Bali, jantung pariwisata negeri kita.

GREEN SCHOOL





Untuk mengetahui lebih lanjut tentang green school, silahkan download disini.
Semoga bermanfaat :)

KULIAH DI ARSITEKTUR

Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan (artefak), mulai dari lingkup makro, seperti perencaan dan perancangan kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap hingga lingkup mikro, seperti perencanaan dan perancangan bangunan, interior, perabot, dan produk. Dalam arti yang sempit, arsitektur sering kali diartikan sebagai ilmu dan seni perencanaan dan perancangan bangunan. Dalam pengertian lain, istilah “arsitektur” sering juga dipergunakan untuk menggantikan istilah “hasil-hasil proses perancangan”.

Banyak yang bilang, kuliah di arsitektur harus bisa ngegambar. Sebenarnya tidak selalu demikian, saya sendiri tidak begitu jago ngegambar, tetapi masih bisa melalui perkuliahan ini dengan baik hingga tingkat tiga, yang penting ada kemauan dan semangat untuk belajar. Dan yang lebih penting kuliah di arsitektur adalah daya bayang ruang dan imajinasi yang bagus. 

Ini contoh-contoh tugas gambar saya selama kuliah di arsitektur:













METODE PEMBELAJARAN

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui lebih lanjut apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran silahkan download disini

PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengelola pembelajaran menjadi terarah, terencana, dan terkemas dengan baik sehingga menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja yang termasuk di dalam pengelolaan kelas silahkan download disini


Perbedaan Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Perbedaan Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

MODEL PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN

·      Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.


·       Suatu model pembelajaran didalamnya terdapat teori-teori, syntak, serta nurturing effect. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

·      Terdapat banyak jenis model pembelajaran, seperti kooperatif, kontekstual, dan sebagainya.



·      Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2008: 147).

·      Suatu metode pembelajaran didalamnya terdapat prosedur, langkah-langkah, dan cara yang digunakan. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran.

·      Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya, ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming,  debat, simposium, dan sebagainya.


·      Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Soedjana, 1986: 4).

·      Suatu pendekatan pembelajaran didalamnya terdapat strategi dan metode pembelajaran. 




·         Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran, seperti, pendekatan kontekstual, pendekatan konstruktivisme dan sebagainya.


Model, metode dan pendekatan pembelajaran memiliki perbedaan dimana masih terkait erat antara satu dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya lagi, posisi dari masing-masing istilah tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut:


Sumber :                                                                                             
Akbar, Ilham. 2012. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran. . [Online]. Tersedia dalam :  http://arekngantukan.wordpress.com/2012/06/17/macam-macam-pendekatan-pembelajaran/ (12 November 2012)
Herdian. 2012.Perbedaan Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan Teknik Pembelajaran. [Online]. Tersedia dalam : http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/ (12 November 2012)
Utami, Niken Wahyu. 2011. Perbedaan Metode Strategi Pendekatan. [Online]. Tersedia dalam :  http://nikenmath-education.blogspot.com/2011/09/perbedaan-metode-strategi-pendekatan.html (12 November 2012)



TEORI BELAJAR KECERDASAN GANDA

TEORI BELAJAR KECERDASAN GANDA

Salah satu peneliti tentang kecerdasan manusia adalah Prof. Howard Gardner yang merupakan seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas Harvard. Gardner (Dalam Suciati, 2005) menyatakan bahwa IQ tidak boleh dianggap sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia dan kecerdasan seseorang tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ. Tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan seseorang dalam mengerjakan tes IQ tersebut saja.


Gardner juga menemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan. Gardner menyebut istilah ini dengan “Kecerdasan Ganda atau Inteligensi Ganda atau Multiple Intelligences”. Kecerdasan ganda adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu.  Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada suatu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya.

Penelitian Gardner mengidentifikasi ada 8 macam kecerdasan manusia dalam memahami dunia nyata, kemudian diikuti oleh tokoh – tokoh lain dengan menambahkan dua kecerdasan lagi, sehingga menjadi 10 macam kecerdasan. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat kesepuluh kecerdasan tersebut, yaitu :

1. Kecerdasan musical
Gardner menyebut kecerdasan musical ini dengan istilah musical/ rhythmic intelligence.  Kecerdasan musical (KM) adalah kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasi musik. Kemampuan ini meliputi menyanyi, bersiul, memainkan alat-alat musik, mengenal pola-pola nada, membuat komposisi musik, mengingat melodi, memahami struktur dan irama musik. Gardner telah mengidentifikasi bahwa  inti dasar KM musical meliputi aspek irama, pola titinada, harmoni, dan timber, tetapi dia segera mengusulkan adanya kekuatan emosional misterius dari musik. Dia menunjukkan beberapa fakta untuk mendukung teorinya bahwa kemampuan musikan berfungsi seperti sebuah intelegensi, yakni apa yang oleh composer disebut sebagai  logical musical thinking dan musical mind (101-2). Kecerdasan musik merupakan kecerdasan yang paling awal berkembang dalam diri manusia (Grow, 2005).
Menurut Mills (2001) ada dua aspek penting dari teori MI yang  mempunyai hubungan signifikan terhadap alam kecerdasan musical. Pertama, ada premis bahwa kecerdasan dapat dididikkan dan dikembangkan melalui persekolahan dan pembelajaran. Sebagai contoh jika seseorang belajar memainkan sebuah instrument musik, pengetahuan yang diperoleh adalah musical. Kedua, adalah premis bahwa kecerdasan-kecerdasan tersebut masing-masing dapat digali  sebagai suatu alat transmisi, sering diacu sebagai entry point atau katalis untuk pembelajaran semua sifat  konten.
Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara.

2. Kecerdasan Kinesthetic
Jenis kecerdasan ini berkaitan dengan pengendalian gerakan badan. Pengenalian gerakan badan ini terletak di korteks motoris dengan  setiap belahan otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan di sisi yang berlawanan (Gardner, 1983). Orang yang cerdas secara kinesthetic akan lebih mudah menirukan dan menciptakan gerakan. Seorang olahragawan yang cerdas kinesthetic akan dapat menyelesaikan dan mencari alternatif gerakan. Penyelesaian gerakan tentu berbeda dengan penyelesaian persamaan matematika, sehingga dalam hal ini orang yang cerdas gerak badan boleh jadi tidak cerdas secara matematik dan sebaliknya. Contoh-contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.

3. Kecerdasan logical/mathematical
Kecerdasan logika/ matematika sering disebut berpikir ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan induktif. Kecerdasan ini merupakan Kecerdasan otak Linear yang diaktifkan bila seseorang menghadapi masalah atau tantangan baru dan berusaha menyelesaikannya. Kecerdasan ini berfungsi untuk mengontrol rasionalisme matematis (penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian). Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam melakukan hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan melakukan  operasi matematis yang kompleks. Kecerdasan ini akan selalu menghitung dan memperkirakan setiap kondisi, keadaan, dan lingkungan agar bisa berguna dan bermanfaat bagi kemajuan dan kesuksesan.
Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram computer

4. Kecerdasan visual/spatial
Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga  dimensi. Kecerdasan visual adalah kecerdasan yang berkaitan dengan menggambar, melukis, menggunakan grafik dan peta, dan mencari tempat-tempat/rote yang berbeda-beda,  misalnya seni rupa, navigasi, kemampuan pandang ruang, arsitektur, permainan catur. Kuncinya adalah kemampuan indera pandang dan berimajinasi. Mereka memulai pekerjaan mereka dengan menggambarkan sesuatu di kepala mereka lalu menggambarkannya kembali kedalam sebuah media kertas, computer atau semacamnya.
Kemampuan ini mutlak dibutuhkan untuk orang yang ingin melakukan perjalanan jauh, seperti sebuah kapal yang ingin berlayar ke benua lain membutuhkan seorang navigator. Contoh lainnya adalah cerita khayal pada msa kecil seperti menghayal, mimipi terbang, mempunyai kekuatan ajaib, sebagai pahlawan, sangat erat dengan perkembangan kecedasan ini.
Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial  adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.

5. Kecerdasan verbal/linguistik
Kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang behubungan dengan berbicara, menulis, dan cara mengekspresikan diri seseorang tersebut dalam kata-kata, misalnya tentang bahasa, puisi, humor, cerita, tata bahasa, berpikir simbolik, adalah ekspresi dari kecerdasan ini. Kecerdasan ini dapat diperkuat dengan kegiatan – kegiatan berbahasa baik lisan maupun tertulis. Orang-orang seperti presiden Obama dan Sukarno adalah orang-orang yang memilki kecerdasan Verbal yang tinggi. Kedua orang tersebut dapat berbicara atau berpidato sangat lama tanpa menggunakan teks dan membuat semua pendengar terfokos kepadanya.

6. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan dimana seseorang tersebut dapat mengerti keadaan orang lain, dapat berhubungan baik dengan banyak orang. Kecerdsan ini  berhubungan dengan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dengan orang lain. Mampu mengenali perbedaan perasaan, tempramen, maupun motivasi orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi, kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecendrungannya, dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Kecerdasan ini tampak pada para profesional seperti konselor, guru, terphis, politis, pemuka agama. Kemampuan yang seperti ini membuat pemiliknya mempunyai relasi dengan banyak orang, sehingga ia di sukai oleh banyak orang.

7. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengerti dirinya sendiri yang mengendalikan pemahaman terhadap aspek internal diri seperti, perasaan, proses berpikir, reflleksi diri, intuisi, dan spiritual. Identitas diri dan kemampuan mentransendenkan diri merupakan bagian/bidang kecerdasan ini. Menurut Gardner, kecerdasan ini merupakan jenis yang paling individual sifatnya, dan untuk menggunakannya diperlukan kecerdasan yang lain. Intrapersonal Biasanya orang yang memilki kemampuan ini selalu ingin membuat dirinya lebih baik dari sebelumnya.

8. Kecerdasan naturalistik
Kecerdasan naturalis banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seorang penduduk didaerah pedalaman dapat mengenali tanda – tanda akan terjadi perubahan lingkungan, misalnya dengan melihat gejala – gejala alam. Dengan melihat rumput/daun yang patah, ia dapat ,memastikan siapa yang baru saja melintas. Kemampuan ini adalah kempuan yang bisa dikatakan unik. Dikatakan demikian karena kecerdasan ini dimiliki oleh orang-orang yang mengerti tentang alam, simpati terhadap keadaan alam. Orang-orang yang memilki kecerdasan ini merasakan seakan-akan alam itu adalah dirinya sendiri.

9. Kecerdasan spiritual (spiritualist intelligence)
Kecerdasan spiritual banyak dimilki oleh para rohaniwan. Kecerdasan ini berkaitan dengan bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhannya. Kecerdasan ini dapat dikembangkan pada setiap orang melalui pendidikan agama, kontemplasi kepercayaan, dan refleksi teologis.

10. Kecerdasan eksistensial (exsistensialist intelligence)
Kecerdasan  eksistensial banyak dijumpai pada para filusuf. Mereka mampu nenyadari dan menghayati dengan benar keberdaan dirinya  di dunia ini dan apa tujuan hidupnya. Melalui kontempalsi dan refleksi diri kecerdasan ini dapat berkembang.

Gardner juga mengelompokkan ketujuh kecerdasan manusia menjadi tiga kelompok yaitu:

Kelompok kecerdasan yang terkait dengan objek (object related) noleh objek yang dihadapi.
Kelompok  kecerdasan bebas objek (object free) yaitu kelompok kecerdasan yang tidak dipengaruhi oleh objek, tapi dipengaruhi  oleh sistem bahasa dan musik yang didengar.
Kelompok kecerdasan yang dipengaruhi hubungan dengan orang lain (person related) yaitu kelompok yang bertalian dengan interksi dengan orang lain.

Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda antara lain, dengan menyediakan hari-hari karir, studi tour, biografi, pembelajaran terprogram, kegiatan-kegiatan eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat tabel perkembangan kecerdasan ganda, atau human intelligence hunt.
Setiap siswa memiliki perbedaan kecenderungan dalam perkembangan kecerdasan gandanya, maka guru perlu menggunakan strategi umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa secara optimal. Teori kecerdasan ganda juga mengatakan bahwa tidak ada satupun pendekatan atau strategi yang cocok digunakan bagi semua siswa. Dalam hal pengukuran kecerdasan ganda lebih mengutamakan pada studi dokumentasi dan proses pemecahan masalah. Apabila kegiatan di atas dapat dilakukan maka ketrampilan kognitif siswapun dapat berkembang dengan sendirinya.
Inti dari konsep kecerdasan ganda, adalah bagaimana memperlakukan anak sesuai dengan potensi dirinya masing – masing. Itu karena setiap manusia memiliki potensi dan kemampuan sendiri – sendiri. Kemapuan dan potensi itulah yang didekati, diarahkan agar berkembang lebih optimal.
Dalam proses pembelajaran, diterapkan pendekatan active learning (belajar aktif). Siswa diberikan kesempatan untuk berekspresi dan berkreasi seluas mungkin. Ini dimaksudkan untuk dapat tumbuh pribadi yang aktif, mandiri, kreatif, inovatif, sehingga mampu memecahkan masalah dalam hidupnya.
Untuk menunjang keberhasilan dan kelencaran proses belajar mengajar, perlu dilengkap dengan berbagai fasilitas untuk sarana pembelajaran. Misalnya, laboratorium computer dengan jaringan internet, laboratorium bahasa, laboratorium IPA terpadu untuk mata pelajaran fisika, kimia, dan biologi. Selain itu, dilengkapi pula dengan sumber belajar multipedia menggunakan layar lebar dan videoconference, perpustakaan serta lapangan olahraga. Para siswa pun dapat mengembangkan diri dan menyalurkan bakat serta minat mereka dengan berbagai kegiatan ekstrakurikulum.

Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu:
Membangunkan atau memicu kecerdasan , yaitu upaya  untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak.
Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara member latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan.
Mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan ganda.
Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.

Sumber :

http://novirizkiy.blogspot.com/2012/03/teori-kecerdasan-ganda.html
http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/teori-kecerdasan-ganda-dan-penerapannya-dalam-kegiatan-pembelajaran/
http://merywintari.blogspot.com/2012/04/teori-kecerdasan-ganda-dan-penerapannya.html
http://irham-kun.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-dengan-teori-kecerdasan.html

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan
Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama, artinya, setiap orang harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan). Sasaran adalah hal yang ingin dicapai.  Sasaran sering pula disebut tujuan. Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya.

Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Perencanaan pembelajaran (Intructional Design) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajran. Dalam perencanaan ini akan menganalsis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas pengajaran.

2. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya dalam pembelajran.

3. Perencanaan pengajaran sebagai science adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan terhadap situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.

4. Perencanaan pengajaran sebagai realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang kerjakan perencana mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.

5. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan penmbelajaran. Pengembangan sistem pembelajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan denan mengacu pada sistem perencanaan.

6. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dari problem pengajaran.

Mengacu pada berbagai sudut pandang tersebut, perencanaan  pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan perencanaan program pengajaran sebagai sebuah proses, displin ilmu pengetahuan, realitas, sistem, dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengjaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik.
Perencanaan pembelajaran juga perlu memperhatikan keadaan sekolah tempat pembelajaran ini berlangsung. Terutama ketersediaan sarana dan prasarana, kelengkapan dan alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar peserta didik. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembelajarnmenggunakan bak pasir jika di sekolah tersebut tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut. Guru juga tiak akan mungkin meminta peserta didik untuk mengamati tanaman jika di sekolah tersebut tidak ada kebun sekolah.
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran komponen peserta didik perlu mendapat perhatian yang memadai. Agar bahan dan cara belajar ini sesuai dengan kondisi peserta didik, maka penyusunan skenario program pembelajaran dan keluasan maupun kedalaman bahan ajar perlu disesuaikan kelas yang pandai atau cepat belajar, sedangk dan kelompok kurang atau lambat belajar. Guru dalam menyusun rencana pelajaran harus mendasarkan pada kriteria peserta didik yang akan menerima pelajaran itu. Untuk mengatasi kemampuan peserta didik, guru perlu menggunakan metode atau bentuk keiatan mengajar yang bervariasi pula.
Data atau informasi tentang peserta didik dapat dimanfaatkan untuk penyusunan dan perencanaan penyempurnaan pengajaran. Pengajaran yang baik hendaknya disusun dengan berpedoman kepada keadaan, kemampuan, minat dan kebutuahan peserta didik. Hal ini secara nyata dapat diketahui melalui proses dan hasil pengumpulan data. Sebelum menyiapkan rencana pelajaran, atau satuan pelajaran guru hendaknya mempelajari drulu record peserta didik. Melalui pemanfaatan record tersebut, guru akan memperoleh gambaran umum tentang kondisi dari masalah peserta didik, dengan mengetaui kondisi tersebut guru dapat mengadakan berbagai usahan penyesuaian pelajarn dengan perbedaan individu. Tiap peserta didik mempunyai kemampuan, kondisi decepatan belajar, dana lain-lain yang berbeda.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Jika seorang guru suatu saat memiliki kekuarangan dalam hal-hal tertentu, maka guru yang bersangkutan dituntut untuk belajar meningkatkan kompetensinya baik melalui jalur pendidikan dan latihan maupun belajar mandiri dengan melakkukan diskusi dengan teman sejawat secara intensif. Dalam program semester guru menyususn rencan penyampaian bahan ajar, dab bagab ahr tersebut sudah benar-benar dikuasai oleh guru baik pangajarn di kelas maupun suatu percobaan yang akan dilaksanakan di laboratorium atau temapt lain yang ditunjuk sebagai tempat belajra peserta didik.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
http://www.referensimakalah.com/2012/06/pengertian-dan-tujuan-perencanaan.html


MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

1. TGT (Teams Games Tournament)
Pembelajaran kooperatif model TGT (Team Game Tournament) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran.

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif TGT adalah sebagai berikut:

a. Kelompok (Team)
Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen
Memberitahu siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh anggota kelompok.

b. Presentasi Kelas (Class Presentation)
Menyampaiakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna pada saat game dan menentukan skor kelompok.
Menyampaikan/mempresentasikan materi pelajaran di dalam kelas,

c. Permainan (Games)
Memberikan game dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi.
Memberikan game dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kartu indek
Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar.

d. Kompetisi (Turnamen)
Membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan.

e. Penghargaan (Team recognize)
Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen.
Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.

2. Tari Bambu
Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa pertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagi informasi. Meskipun namanya Tari Bambu tetapi  tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang diibaratkan sebagai bambu.

Langkah-Langkah pembelajarannya sebagai berikut :
a. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.

b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama

c. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.

d. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.

3. Probing-prompting
Probing (Question) secara bahasa kata “probing” memiliki arti menggali atau melacak. Sedangkan menurut istilah probing berarti berusaha memperoleh keterangan yang lebih jelas atau lebih mendalam. Pengertian probing dalam pembelajaran di kelas didefinisikan sebagai suatu teknik membimbing siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami gejala atau keadaan yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan baru (Wijaya, 197).

Teknik menggali (probing) ini dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban murid. Pertanyaan itu bermaksud untuk menuntun murid agar isinya dapat menemukan jawaban yang lebih benar. Teknik probing diawali dengan menghadapkan siswa pada situasibaru yang mengandung teka-teki atau benda-benda nyata. Situasi baru itu membuat siswa mengalami pertentangan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga memberikan peluang kepada siswa untukmengadakan asimilasi, disinilah probing mulai diperlukan.

Prompting (Question) secara bahasa “prompting” berarti “mengarahkan, menuntut”. Sedangkan menurut istilah adalah pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berfikirnya. Bentuk pertanyaan prompting dibedakan menjadi 3:

a. Mengubah susunan pertanyaan dengan kata-kata yang lebih sederhanayang membawa mereka kembali pada pertanyaan semula.

b. Menanyakan pertanyaan-pertanyaan dengan kata-kata berbeda ataulebih sederhana yang disesuaikan dengan pengetahuan muridmuridnyasaja.

c. Memberikan suatu review informasi yang diberikan dan pertanyaanyang membantu murid untuk mengingat atau melihat jawabannya.

Dengan kata lain prompting adalah cara lain dalam merespon (menanggapi) jawaban siswa apabila siswa gagal menjawab pertanyaan,atau jawaban kurang sempurna. Dengan demikian salah satu bentuk prompting adalah menanyakan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabannya dapat dipakai menuntun siswa untuk menemukan jawaban yang tepat (Suwandi danTjetjep S, 1996: 18). Jadi dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya teknik Probing Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan sendiri konsep menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan model pembelajaran seperti ini proses tanya jawabdilakukan secara acak. Sehingga mau tidak mau setiap siswa harusberpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran,karena setiap saat mereka akan dilibatkan dalam proses tanya jawab.

4. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Elaine B. Johnson ( Riwayat,2008 ) mengatakan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu usaha yang dilakukan peserta didik untuk menghasilkan pengetahuan dengan menghubungkan muatan akademis dan mengaitkannya dengan dunia nyata.

Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta untuk dihapal. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikian, inti dari pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning ) adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata.

Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kotekstual ( CTL ) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat ( Nurhadi, 2002 ).

Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya.

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan elajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret ( terkait dengan kehidupan nyata ) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri.
Komponen Pembelajaran Kontekstual
CTL sebagai suatu model pembelajaran memiliki tujuh komponen. Komponen-komponen ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Selanjutnya ketujuh komponen ini akan dijelaskan dibawah ini.

a. Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman( Wina Sanjaya, 2008: 118 ). Kontuktivisme merupakan landasan berpikir ( filosofi ) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan ini memberi makna melalui pengalaman yang nyata.

b. Menemukan ( inquiry )
Inquiry adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis( Wina Sanjaya, 2008: 119 ). Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.

c. Bertanya ( Questioning )
Unsur lain yang menjadi karekteristik utama CTL, adalah kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam CTL. Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampuan dalam menggunakan pertnyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.

d. Masyarakat Belajar ( Learning Community )
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman ( sharing ). Melalui sharing ini anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan yang positif dalam learning community dikembangkan.

e. Pemodelan ( Modelling )
Yang dimaksud dengan modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa( Wina Sanjaya, 2008: 121 ). Modelling merupakan komponen yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui moelling siswa dapat terhindar dari pmbelajaran yang teoritis –abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

f. Refleksi ( Reflection )
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berfikir ke belakang tentang apa yang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, siswa mengendapakan apa yang baru dipelajarinya sebagai stuktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.

g. Penilaian Sebenarnya ( Authentic Assessment )
Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian. Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai datadan informasi yang engkap sebagai perwujudan dari penerapan penilaian, maka akan semakin akurat pula pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa.
Guru dengan cermat akan mengetahui kemajuan, kemunduran, dan kesulitan siswa dalam belajar, dan dengan itu pula guru akan memiliki kemudahan untuk melakukan upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan proses bimbingan belajar dalam langkah selanjutnya.

5. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.

Sumber :
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2201098-pengertian-probing-prompting/
http://bazz75catur.wordpress.com/2012/01/24/model-pembelajaran-kontekstual-learning-dan-implikasinya/
http://wahabkhoter.blogspot.com/2012/01/model-model-pembelajaran-yang-kreatif.html
http://www.sriudin.com/2012/03/pembelajaran-kooperatif-model-tgt-team.html